INDAHNYA BERBAGI

Coretan penaku
Sederhana, jauh dari sempurna
Semoga bermanfaat

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 15 Mei 2010

kampung halaman

bismillah..

alhamdulillah akhirnya bisa kebuka juga blog saya setelah sekian lama ga posting, karena lupa pasword hiks....

alhamdulillah juga untuk kesekian kali saya masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan semua keluarga yang ada di kampung halaman, lampung tercinta...
kapan ya terakhir ke lampung, kayaknya bulan juni tahun lalu. jadi sudah ada sekitar hampir satu tahun ya hmm. alhamdulillah deh, ada kesempatan lagi ke lampung, yang juga bertepatan dengan khitanan keponakan saya. priski dwiyantoro....

lumayan lah walaupun hanya seminggu, bisa mengobati rasa kangen sama keluarga...kayakya ga pingin pulang ke bandung lagi, tapi panas nya sekarang mah dah ga tahan lagi deeeeh.... haredaaaaaaang.......

segitu aja entri terbaru saya hehe....

Senin, 08 Maret 2010

kilas balik 123-114

tdk ada yg sempurna tiap makhluk, 'sesoleh' apapun di (kt orang)... jdi jgn terlalu bnyak berharap pd makhlukNYA, krn akan kecewa insyaAlloh... semua harus biasa saja, jngn berlebihan. karena yg berlebihan itu g enak dan berbahaya. even terlalu mencintai judulnya....

ingat kta2 teman waktu akan menikah "dia bukan Muhammad, krn kl ia pasti ia pilih Khadijah untuk dinikahinya..." benar, no body's perfect... karena agamanya aku menikahinya, walau selama 4 thn ini bnyk lika liku yg hrus kami hadapi. yah semua proses, butuh belajar. dua orang yg baru saling knal dihadapkan pada perbedaan2 yg dsatukan dlm biduk "rumahtangga". perlu kerja keras....tidak semudah membalikkan telapak tangan. taspi semua berpahala insyaAlloh... zaujy... aku mencintaimu krn Alloh..apapun yg terjadi...

Sabtu, 26 Desember 2009

Bolak balik

Bismilläh...

Ini adalah hari kesekian saya ada di rumah yg belum saya tempati. Rencana insyaALLOH bulan dpan pindahan,tp duka...

Langit tampak mendung. Padahal saya bwa ke2 anak saya,tp sengaja tdi naik angkot..Zaid sbnarny panas kmrn,tp drumah gda siapa2,mamah ke 'lembur'. Jd weh zaid dibwa.

Cerita soal rumah sbnarny blm 100% selesai,tp tetap hrus bsukur. Sudah bisa ditempati,kalo melihat yg msh ngntrak.Benar2 hrus bsyukur dp yg ada,wlw mungkn RSS-sy lbh suka menyebtny dg kecil n sdrhana..

Wah,mg saja rumahny cpt jadi dan berkah..Aamiin

Rabu, 23 Desember 2009

No title...

Bismilläh..

Capek jg ya bolak balik cibeureum cimahi. Mg hasilnya memuaskan.Amiin

Minggu, 20 Desember 2009

Episode di akhir Ramadhan

By : Nurul Mizaniah Ummu Aiman
Bismillah..
Mencicipi penjara karena satu kejahatan adalah hal yang memalukan, tapi dijebloskan kedalam tahanan sebagai korban suatu ‘hukum yang aneh’ adalah hal yang memilukan, mungkin lebih tepatnya, adalah hal yang perlu di renungkan. Itulah yang terjadi dengan suamiku 7 tahun silam.
Kalau saja kata ‘andai’ bukanlah suatu larangan (karena bisa merupakan bentuk penggugatan terhadap takdir Nya) mungkin kata itulah yang ingin kuucapkan saat itu. ‘andai’ saja siang musim dingin itu suamiku langsung pulang kerumah, tapi tidak, Allah berkehendak lain, selesai sholat ashar di musholla dekat rumah, ia menuju pasar untuk membeli voucher, karena pulsa kami sudah habis, pulangnya…di tengah jalan ia bertemu mabahits (polisi intel Mesir), mereka menanyakan paspornya, dan karena memang paspor suamiku ada di rumah, mereka mengikuti suamiku pulang untuk mengambil paspor. Saat itu aku…(lupa sedang apa, tapi kata suamiku aku sedang menyetrika) suamiku masuk dengan salamnya…ku sambut dengan agak kaget ketika mendengar ia mengatakan bahwa ia datang dengan mabahits (kata mabahits memang agak menakutkan ditelinga kami, mahasiswa Indonesia), suamiku mengambil paspornya kemudian menemui intel tersebut, tidak berapa lama ia kembali masuk kerumah dan mengatakan bahwa akan pergi bersama mabahits ke kantor imigrasi untuk mengurus visanya.(masa izin tinggal suamiku memang sudah habis,namun saat itu ia sedang dalam proses perpanjangan visa, karena suamiku sudah lulus kuliah di al azhar, otomatis surat keterangan pelajar yang bisa dijadikan jaminan untuk memperpanjang visa tidak bisa ia dapat, dan ia pun menempuh jalur ‘tabi’ atau status ‘ikut istri’, karena aku masih terdaftar sebagai pelajar) Akupun melepas suamiku tanpa prasangka sedikitpun.
Selang beberapa jam kemudian, Abu Nabil, seorang staf local KBRI yang bertugas di bagian athan (atase pertahanan), -kebetulan beliau berasal dari satu daerah dengan kami, dan lumayan akrab-, beliau menelpon menanyakan suamiku, sekali lagi, tanpa prasangka sedikitpun, ku ceritakan apa adanya, bahwa suamiku sedang ke kantor imigrasi bersama mabahits, sampai ku tutup telpon, aku masih tak menduga apapun.
Sampai akhirnya, seorang teman dekat suamiku menelpon, menanyakan bersama siapa aku dirumah, ia juga bertanya kronologis suamiku pergi dibawa mabahits…(teman ini mungkin memang tak sepandai abu nabil yang bisa berusaha netral dan tidak memicu emosiku)..akupun mulai dihinggapi curiga..dari mana ia tahu suamiku dibawa mabahaits??..dan tanpa sadar akupun menangis..bayangan-bayangan buruk mulai berkelebat dibenakku..tak kudengar lagi ucapan teman tadi yang mengatakan akan meminta beberapa teman putri untuk menemaniku di rumah.
Entah siapa yang kemudian muncul lebih dulu…satu persatu teman-teman dekatku datang, mereka menghibur dan berusaha menyabarkanku, aku tak ingat lagi apapun,yang ku ingat saat itu cuma…betapa aku ingin tahu, kemana suamiku mereka bawa? bagaimana keadaannya sekarang? terbayang cerita seram orang-orang tentang polisi mesir yang temperamen, ya Allah..lindungilah suamiku..airmataku terus mengalir, sejenak ucapan adikku -agar aku bisa mengontrol emosi, karena kasihan zaid yang saat itu sudah berusia 7 bulan didalam perutku- menyentakkanku, tapi tidak lama...kesadaran bahwa ada si kecil yang juga menyertaiku dalam kecemasan terhadap nasib ayahnya, membuatku semakin sedih dan pilu…akhirnya ku kelelahan, dan tertidur dalam tangis, malam itu ku lalui dengan hati tak menentu, mengingat tak satupun dari kami, mengetahui dimana rimbanya suamiku, termasuk KBRI. ditemani adikku dan suaminya, aku berusaha tetap tenang.
Lewat tengah malam, handphone yang tak pernah lepas dari sisiku berbunyi, cepat ku angkat, berharap ada kabar dari suamiku, alhamdulillah..harapanku tidak sia-sia, seseorang dari ‘kinana cybercafe’ memberi kabar gembira, malam itu suamiku menghubungi mereka lewat hp teman seorang tahanan dari Binin (satu Negara di Afrika, belakangan aku tahu dari suamiku, ia ditahan bersama suamiku dengan kasus yang sama, namun nasibnya lebih aneh..saat bertemu mabahits, dia bersama seorang temannya sedang ingin berkunjung ke rumah teman mereka di Nasr city, visa mereka masih ada, tapi karena saat bertemu mabahits mereka sedang tidak memegang paspor, otomatis tidak bisa dibuktikan, dan karena itulah mereka di tahan, sesaat setelah dibawa, mereka sempat menghubungi teman yang ingin mereka kunjungi, dan jadilah malam itu sang teman berhasil menemukan mereka, sebuah berkah juga bagi suamiku, iapun akhirnya bisa menghubungi temannya) dari sinilah kami tahu suamiku sekarang sedang berada di maktab syurthoh (kantor polisi) di daerah Abbas ‘Aqqad, sekilas aku sempat protes kenapa suamiku tidak langsung menghubungiku, tapi teman yang menghubungiku menenangkan dengan mengatakan, sengaja suamiku tidak menghubungiku karena tidak ingin membuat emosiku terganggu, dan itu akan memakan waktu, padahal waktunya terbatas, mereka sangat dijaga ketika berinteraksi dengan orang luar, dan mengapa suamiku menghubungi kinana, karena disanalah komunitas teman-teman dekatnya saat itu (suamiku membuka usaha warnet bersama) dan no.telpon kinana lah yang paling ia hapal.
Alhamdulillah…aku jadi lebih tenang, sekitar jam 3 dinihari, hp ku kembali berbunyi… suara di sebrang sana membuatku tak sanggup menahan tangis yang sempat terhenti, lewat hp abu nabil suamiku sibuk menenangkanku, rupanya teman-teman kinana bersama abu nabil sedang mengunjungi suamiku untuk mengetahui kabar sekalian membawakan makanan sahur, hari itu adalah hari terakhir bulan Ramadhan. Mengetahui suamiku baik2 saja membuatku mendapat semangat untuk makan sahur buat bekal puasa hari itu.
Tak sabar menunggu siang,aku sudah menyiapkan apa saja yang ingin ku bawa untuk suamiku di tahanan (adikku yang menyarankan ini, pikiranku benar-benar blank dan tidak tahu harus berbuat apa) kaos kaki, sarung dan beberapa pakaian tebal pun ku masukkan tas, sedih rasanya mengingat suamiku saat itu hanya memakai jaket tipis, peci dan kaos kaki tipis (itulah yang dipakainya saat pergi ke musholla), padahal sedang musim dingin, terbayang suasana sel yang sangat tidak mendukung di musim dingin. (saat ini aku bisa membayangkan perasaan para istri yang suaminya sedang dalam tahanan…sabar ya bu)
Akhirnya siang datang…dengan penuh harapan, aku ditemani adik dan seorang teman dari KMKM (keluarga mahasiswa Kalimantan mesir, salah satu organisasi kekeluargaan perdaerah) mendatangi kantor polisi abbas ‘aqqad, namun singkat cerita…entah bagaimana proses izin pertemuan tersebut (karena aku dan adikku memang hanya menunggu diluar, sementara teman dari KMKM itulah yang mengusahakan izinnya) setelah beberapa jam menunggu, tanpa alasan dan keterangan yang jelas, kami pulang tanpa hasil, harapan bertemu suamiku dan memastikan sendiri keadaannya baik-baik saja pun gagal..akhirnya aku pasrah, dengan keyakinan ada Dia yang menjaga suamiku dan tidak akan menyia-nyiakan harapan hambaNya membuatku berusaha tegar, menunggu kabar dan perkembangan selanjutnya (dari cerita suamiku kemudian baru ku tahu, saat itu ia sedang dipindahkan ke rumah tahanan di sebrang kampus al azhar putri di hayy sabi’, bersama kriminil-kriminil lain, mereka diangkut menggunakan mobil tahanan berwarna biru…mobil yang seringkali kami lihat melintas dijalan..tak terbayangkan ternyata suamiku termasuk diantara orang yang mendapat ‘kesempatan’ merasakan naik mobil itu, sering kami heran melihat tahanan-tahanan yang ada didalamnya melongok lewat jendelanya yang kecil lagi ber teralis, apa mereka tidak malu menampakkan wajahnya dihadapan orang?? ternyata udara panas dan pengap didalam mobil itulah yang membuat mereka justru saling berebut mencari udara segar melalui jendela, kasihan suamiku…).
Siang berlalu…ifthor (buka puasa) pun datang..tak berapa lama, takbir kerkumandang..pemerintah mesir mengumumkan, bahwa 1 syawal telah datang..Idul fitri tanpa suami? Hanya aku dan zaid yang masih dalam perut. yang ada, betapa menyedihkan, tambah pilu mengingat nasib suamiku yang entah bisa ikut merayakannya atau tidak. Ya Allah jagalah suamiku, aku yakin seyakin-yakinnya, Kau selalu bersamanya.
Allah memang maha penyayang kepada hambaNya yang berserah diri, doa dan harapanku di ijabahNya, malam itu suamiku menelpon, insyaAllah malam itu juga ia akan pulang, ia dibebaskan dan akan secepatnya kembali ke rumah…terima kasih ya Allah, ‘maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan??’ ,seorang teman dekatku –yang sejak berangkat ke mesir hingga hari itu- tetap setia menemani dalam suka dan duka, ia yang saat itu berada disampingku, menjadi saksi betapa tak tergambarkan suka cita yang ku rasakan.
Jam 11 malam waktu kairo (kalo ga salah), salam suamiku yang khas muncul di depan pintu rumah kami -yang memang sengaja ku buka lebar-lebar- (aku tak takut pintu terbuka walaupun sudah tengah malam, karena memang masih ada beberapa teman yang juga sengaja menunggu ketika tahu suamiku akan pulang malam itu). Nikmat itu benar-benar nyata, karunia dan anugerah yang mungkin sering aku lengah dengan keberadaannya, (“manfa’atkanlah kebersamaan yang kau punya dengan orang-orang yang kau sayang, karena kau tak pernah tahu, kapan nikmat itu Ia ambil kembali”)…
Tak nampak raut sedih ataupun penyesalan pada diri suamiku, ia tahu dan yakin, inilah scenario Allah yang harus ia lewati, dengan penuh rasa syukur..ia berterima kasih kepada semuanya, atas perhatian dan dukungan yang ada. Aku hanya tak mengerti…hukum mesir yang menganut ‘asas praduga bersalah’ (seseorang langsung dinyatakan bersalah ketika terlihat melanggar hukum, masalah pembuktian bahwa ternyata dia tidak bersalah, itu urusan belakangan, yang penting tahan dulu) menurutku benar-benar merugikan, karena nya suamiku jadi punya pengalaman aneh, diborgol berdua dengan seorang tahanan berkulit hitam, kemana-mana terpaksa harus berdua, bahkan ke kamar kecil tahanan yang kondisinya sangat memprihatinkan, tanpa pintu.
Ala kulli haal, tak ada takdir Allah yang sia-sia, setiap pengalaman seburuk dan sepahit apapun, selalu dapat di jadikan ibroh dan renungan. Sungguh ini tak sebanding dengan derita dan jalan hidupnya mereka para salafush sholeh yang keluar masuk penjara demi menegakkan yang hak, Imam Ahmad yang rela dicambuk dan di siksa di dalam penjara demi mempertahankan keyakinannya bahwa al qur’an adalah kalamulloh, bukan makhluk. Semakin tinggi pengakuan seseorang atas cintanya pada robbnya, semakin sering pula Allah akan mengujinya, itulah tanda pembuktian cinta, tinggal kita yang memilih, tetap ingin membuktikan, atau menyerah berbalik arah. Ya Allah, tetapkanlah hati kami, dalam menggapai cinta dan ridhoMu.

Pesan singkat untuk mereka para pemegang kendali hukum…tolong pertimbangkan hukum-hukum yang ‘aneh-aneh’, agar di perjelas dan tidak lagi membuat orang ter ‘aneh-aneh’.

Kepada semua pihak yang ‘terlibat’ di dalam tulisan ini, ana ucapkan jazakumulloh khoir, hanya Allah yang bisa membalas semua support dan care kalian. Semoga kita bisa selalu mengambil pelajaran dari setiap episode jalan hidup kita.

Minggu, 13 Desember 2009

KU CINTA KAU KARENA ALLOH

Bismilläh...

Kucinta kau karena Alloh,karena ku ingin mendapat naunganNYA pada hari kiamat nanti...

Kucinta kau karena Alloh, karena ku ingin mimbar2 dari cahaya,sehngga membuat cemburu para Nabi dan syuhada...

Kucinta kau karena Alloh, karena Alloh menjanjikan keberuntungan,menyenangkan jalanku dan sebuah rumah di surga...

Kucinta kau karena Alloh, karena Alloh menjanjikan cinta untukku...

-catatan seorang istri, he is sleeping... Ya Alloh, jika Kau berkenan izinkan aku tetap mencintainya karenaMU hingga akhir hayatku-

IM NOBODY

Bismilläh...

Ade g pintar...
Jawabnya:tapi kakak senang krn ade semangat buat belajar

ade gbisa masak
jawabnya:pasti bisa selama mau belajar,kk senang apapun masakan ade

ade g kerja,g membntu financial keluarga
jawabny:cari uang kewajiban kk,ade urusin anak2,rumah,keluarga aja kk senang

ade perfectionis,agak pemarah
jawabnya:gpapa nt kk rayu biar g marah

cinta ade berkurang,gmana?
Jawabnya:cinta kakak mah g berkurang

ade...
Jawabnya:...

Ya Alloh...Ampuni aku sekiranya bnyak menafikkan kebaikannya,beri petnjuk padaku,jgn KAU buat aku msuk neraka krn ini...
Ya Alloh.. Sungguh mulia dan bijaksana makhlukMu yg 1 ini.

Kita kan jauh,ga saling tau,kk gtau lampung,gtau ana
jawabnya:gpapa, kan ada ALLOH...
Abinya zaid...I love u...